Jumat, 18 Januari 2013

MIKROBIOLOGI



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Kondisi cuaca di indonesia yang tidak menentuakibat pengaruh dan pemanasan global, mengakibatkan timbulnya berbagai macam masalah bagi masyrakat indonesia, tidak hanya pada faktor ekonomi, tetapi faktor kesehatanpun juga menjadi masalah yang utama.
Kesehatan masyarakat indonesia saat ini sedang berada di garis merah, buruknya kesehatan tersebut, juga di dukung oleh kondisi fasilitas kesehatan yang memperhatika, kondisi kesehatan yang buruk di buktikan dengan beragam penyakit yang di derita oleh berbagai lapisan masyarakat.
Di musim pancaroba seperti ini, banyak sekali di derita penyakit yang di sebabkan oleh mikroorganisme, seperti bakteri, virus, maupun jamur. Pengobatan untuk penyakit penyakit yang seperti itu biasanya diberikan antibiotik.
Infeksi dapat menyerang tumbuhan, hewan maupun manusia yang dapat ditularkan secara langsung dari satu orang ke orang lain, misalnya melalui batuk dan bersin.
Antibiotik di perlukan untuk menghambat pertumbuhan organisme, maupun dapat mematikan organisme tersebut. Untuk dapat mengetahui antibiotik yang cocok digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri tertentu oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan aktifitas antibakteri. Hal ini dilakukan efektifitas pengobatan terhadap suatu penyakit.
1.2 Tujuan
Ø  Untuk mengetahui metode pengujian antimikroba
Ø  Untuk mengetahui materi tentang antimikroba
Ø  Untuk mengetahui potensi antibiotik yang di gunakan untuk membunuh mikroba
1.3 Manfaat
Ø  Dapat mengetahui metode-metode pada pengujian antimikroba
Ø  Dapat mengetahui potensi antibiotik yang digunakan untuk membunuh antimikroba dengan baik dan benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1  Antibiotika
Infeksi adalah penyakit akibat peradangan yang di sebabkan oleh bakteri atau organisme, infeksi dapat di obati dengan menggunakan antibiotik. Antibiotika adalah suatu substansi(zat-zat) kimia yang di peroleh dan di bentuk dan di hasilkan oleh mikroorganisme atau zat-zat tersebut, yang dalam jumlah sedikit mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme.
2.1.1 Spektrum Luas
Antibiotika spektrum luas adalah antibiotika yang efektif di gunakan bagi banyak spesies bakteri, baik kokus, hasil, maupun spiral, jadi di gunakan untuk menghambat prtun=mbuhan bakteri-bakteri yang tadak spesifik contoh tetrasi.
2.1.2 Spektrum Sempit
Antibiotika spektrum sempit adalah antibiotika yang efektif di gunakan bagi spesies bakteri tertentu. Jadi di gunakan untuk menghambat pertumbuhan atau bahkan mematikan baktiri-bakteri dengan spesifikasi tertentu, contoh penisilin.
2.2 Sifat-sifat Antibiotikka
Antibiotika yang baik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.      Menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak inang
2.      Bersifat baktorisida dan bukan bakteriostatik
3.      Tidak menyebabkan resistensi pada kuman
4.      Berspektrum luas
5.      Tidak bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping bila di gunakan dalam jangka waktu lama
6.      Tetap aktif dalam plasma, cairan badan atau eksudat
7.      Larut dalam air serta stabil
8.      Bakterisida level di dalam tubuh cepat di capai dan bertahan dalam waktu yang lama
2.3 Mekanisme Kerja Antibiotika
Antibiotika mengganggu bagian-bagian yang peka di dalam sel yaitu:
2.3.1 Antibiotika yang mempengarui dinding sel
Sel kuman di kelilingi oleh suatu struktur kaku yang di sebabkan dinding sel, yang melindungi membran protoplasma di bawahnya dari troma, baik mekanik maupun non mekanik setiap zat yang mampu merusak dinding sel atau mencegah sintetiknya,menyebabkan terbentuknya sel-sel yang peka terhadap tekanan osmotik
Contohnya penisilin,setalosporin,basitrasin,sikloserin,ristosetin,vankostin
2.3.2 antibiotika yang menggagu membran sel
Membran sel memegang peranan fital dalam sel,yakni sebagian penghalang dengan perineabilitas selektif. Melakukan pengangkutan aktif dan mengendalikan susunan dalam membran sel mempengaruhi konsentrasi metabolit dan bahan gizi di dalam sel dan merupakan tempat berlangsungnya pernapasan dan aktifitas bio sintetik tertentu.beberapa antibiotika dikethui mampu merusak atau mamerlemah satu/ lebih dari fumhsi-fungsi tersebut tertanganggu.maka dapat menyebabkan gangguan terhadap kehidupan sel. Hanya beberapa antibiotika jenis ini yang dipakai untuk klinik karena kebanyakan bersifat toksik bagi manusia.contohnya kolistin,nistatin,ampoterisin B,polimiksin
2.3.3 Antibiotika yang menghambat sintetis protein
Sintetis pritein merupakan hasil akhir dari dua proses utama,yaitu transkrip(sintetis asam ribonukleat) dan translasi (sintesis protein yang ARN-dependent) antibiotik aka menghambat salah satu dari proses tersebut.
Contoh antibiotika dan mekanisme kerjanya.
·         Aktinomisin : aktif terhadap banyak kuman-kuman Gram (+) dan Gram (-)
·         Rifampisin : mempunyai spektrum antibakteri yang luas dan terutama efektif terhadap kuman-kuman Gram (+) dan mikrobakteria
·         Streptomisin : bersifat bakterisida terhadap sejumlah besar kuman-kuman Gram (+) dan terhadap mycobacterium tubersilosis
·         Tetrasiklin : mempunyai spektrum yang luas dan mencakup spektrum penisilin, spektromisin, dan kloramfenikol
·         Kloramfenikol : bersifat bakteriostatik, aktip terhadap sejumlah kuman Gram (-) dan Gram (+), rikettsia, clamidia
·         Eritromisin : antibiotika makrolida bersifat bakteriostatik atau bakterisida
·         Klindamisin : penggunaaanya terutama untuk infeksi-infeksi oleh kuman anaerob
2.3.4  anatibiotika yang menghambat sintesis AS NUKLEAT
Antibiotika II tersebut merupakan penghambat efektif terhadap sintesis ADN, dengan cara membentuk kompleks dengan ADN melalui ikatan pada residu diagsiguanosin
Contoh, sulfohamida, trimetoprin, nuvobiosin
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja antibiotik
2.5 Metode pengujian aktifitas senyawa antibakterium
2.5.1 metode difusi
Dalam metode ini,yang dipakai adalah media agar mueller hilton,metode difusi dibagi menjadi beberapa cara yaitu:
a.       Kirbi baver
Untuk menentukan aktivitas agen anti mikroba, koloni kuman diambil dari pertumbuhan 24 jam pada agar, disuspensikan kedalam 0,5 ml BHI cair di inkubasi 5-8 jam pada 370c, kemudian suspensi di atas, ditambah aquades steril hingga kekeruhan tertentu sesuai dengan standart konsentrasi kuman 108 cfu/ml (cfu=colony forming unik) kapas udi steril dicelupkan ke dalam suspensi kuman lalu ditekan pada dinding tabung hingga rata. Kemudian meletakan kertas samir (disk) yang mengandung antibiotik di atasnya. Diinkubasi pada 370c selama 19-24 jam.
b.      E-test
Metode e-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitori concentration) atau KHM (kadar hambatan minimum). Yaitu konsentrasi minimal suatu agen anti mikroba untuk dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada metode ini, digunakan stip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar terendah hingga tertinggi, dan diletakan permukaan media,agar yang telah ditanami mikroorganisme. Pengamatan dilakukan di area yang jernih.
c.       Ditch-plate techique
Pada metode ini sampel diuji  berupa agen antimikroba yang diletakan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri bagian tengah (membujur) dan mikroba uji (max 6 macam) digoreskan keparit yang berisi agen antimikroba.
d.      Cup-plate techique
Metode ini serupa dengan metode disc-diffusion, dimana dibuat sumur pada media agar yang telah ditanam dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen media antimikroba yang akan diuji.
e.       Gradient-plate techique
Pada metode ini, konsentrasi agen antimikroba bervareasi dan 0-max. Media agar dicairkan dan larutan uji ditambahkan campuran kemudian dituang dalam cawan petri, diposisikan miring, plate diinkubasi selama ± 24 jam
2.5.2  Metode dilusi
Metode dilusi ini dibagi menjadi 2 macam
a.       Metode dilusi cair
Metode ini bertujuan untuk mengukur kadar bunuh minimum. Cara yang dilakukan dengan membuat seri pangenceran agen antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih. Tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapakan  sebagai KHM. Tersebut dilanjutkan dikultur ulang pada media cair  tanpa penambahan mikroba uji/agen antimikroba, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM.


0,1 ml                    99,9 ml                    99 ml                     9 ml
                                                

                                              
b.      Metode dilusi padat
Metode ini serupa dengan metode dilusi cair, namun menggunakan media padat, keuntungan metode ini adalah 1 konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji beberapa mikroba uji.
26. Disk antibiotik
Disk  adalah kertas saring yang mengandung obat anti bakteri dan konsentrasinya telah diketahui, syarat penggunaan disk antibiotik :
1.      Tidak kadaluarsa
2.      Dibuang 2-3 disk sebelum digunakan
3.      Pemakaian disesuaikan antara disk dengan jenis bakteri
2.7  Macam Zona Pada Sensibilita
1. Zona radikasi  daerah disekitar disk yang tidak ditemukan adanya pertumbuhan bakteri
2. Zona irradikal Daerah disekitar disk, dimana pertumbuhan bakteri dihantar oleh disk antibiotik tetapi tetap diamatikan.
3. Zona Hambatan Zona Hambatan terjadi, karena bakteri tidak tumbuh pada sekitar disk akibat pengaruh dari antibiotika








BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan tempat
Praktikum Mikrobiologi dengan judul “ Uji aktivitas antibiotik terhadap bakteri “ dilaksanakan pada hari senin. 27 mei 2012, bertempat di laboratorium mikrobiologi Akademi Farmasi Putra Indonesia malang.
3.2 Alat dan bahan
Alat:                                                    Bahan:
Jarum ose                                           Medium biakan
Cawan petri
Cakram disk
Pipet

3.3 Cara Kerja
3.3.1 Penguji daya anti biotik dengan paper disk
1. Dituang medium penaassay base agar ( untuk lapisan dasar) ke dalam cawan petri.
2. Dituang 4 ml medium penaassay seect agar yang telah diinokulasi bakteri penguji  ( seeded agar) di atas lapisan dasar.
Cara menyiapkan seeded agar:
·         Bakteri penguji di tumbuhkan dalam medium
·         Di ambil 2 ml bakteri biakan cair untuk inokulasi 100ml
·         Bakteri  di i nokulasi medium cair, di inokulasi 24 jam
3. Di letakkan secara aseptis paper disk di atas lapisan agar, lanjutanya di letakan secara simetrik dengan jarak paling kecil 20mm dari tepi cawan
4. Di teteskan 0,08ml, larutan antibiotik yang di uji pada paper disk yang sudah di letakkan di atas agar.
5. Di inkubasi pada temperatur 37oC selama 16 – 18 jam
6. di amati dan di ukur zona hambat sampai ketelitian 0,5 mm dengan jangka sorong
3.3.2 pengenceran medium cair
1. di tumbuhkan bakteri uji pada medium penaassay cair, di inkubasi pada temperatur 37oC selam 20 jam
2. di inokulasi 1 ml biakan untuk di inokulasi 200 ml medium panaassay  cair dalam elenmeyer  500 ml
3. di buat seri pengenceran larutan antibiotika:
1. 1 ml bahan semula + 9 ml    1 : 10
2. 1 ml bahan 1 : 10 + 9 ml    1: 100
3. 1 ml bahan 1 : 100 + 3 ml   1: 400
4. 1 ml bahan 1 : 100 + 4 ml   1 : 500
5. 1 ml bahan 1 : 100 + 5 ml 1 : 600
6. 1 ml bahan 1: 100 + 6 ml 1 : 700
7. 1 ml bahan 1 : 100 + 7 ml  1 : 800
8. 0.5 ml larutan 1 : 100 + 4 ml  1 : 900
9. 0.5 ml larutan 1 : 100 + 4.5 ml  1 : 1000
10. 0.5 ml larutan 1 : 100 + 5 ml  1 : 1100
11. 0.5 ml larutan 1 : 100 + 5,5 ml  1 : 1200

4.      Di campur, diatas dengan cara dikocok dan diinkubasi pada suhu 370C selama 18 jam atau 40 jam
5.      Di amati pertumbuhannya
3.3.3 pengenceran medium padat
1.                  Dibuat seri pengenceran larutan zat antibiotika dalam aquades steril yang dingin sbb:
·         0 ml antibiotika 0,2 ml dalam 20 ml agar 0,00 kadar antibiotika
·         10 ml antibiotika 0,2 dalam 20 ml agar 0,10 kadar antibiotika
·         10 ml antibiotika 0,7 dalam 20 ml agar 0,35 kadar antibiotika
·         10 ml antibiotika 1,4 dalam 20 ml agar 0,65 kadar antibiotika
·         100 ml antibiotika 0,2 dalam 20 ml agar 1,00 kadar antibiotika
·         100 ml antibiotika 0,7 dalam 20 ml agar 3,33 kadar antibiotika
·         100 ml antibiotika 1,4 dalam 20 ml agar 6,54 kadar antibiotika
·         1.000 ml antibiotika 0,2 dalam 20 ml agar 10,00 kadar antibiotika
·         10.000 ml antibiotika 0,2 dalam 20 ml agar 100,00 kadar antibiotika
·         100.000 ml antibiotika 0,2 dalam 20 ml agar 1000,00 kadar antibiotika
2.                  Dicairkan medium agar dalam pemanas, didinginkan sampai temperatur 420 - 450 C
3.                  Dilarukan larutan antibiotika dalam medium agar, dituangkan dalam cawan
4.                  Ditunggu medium menjadi padat dan dingin, buatlah goresan secara radies dengan macam-macam biakan murni bakteri penguji
5.                  Diinkubasi pada temperatur 370C selama 24 jam
6.                  Diamati pertumbuhan dan dicatat pengaruh antibiotika pada berbagai macam kadar terhadap bakteri penguji




0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Pages

Blogger templates