BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kondisi
cuaca di indonesia yang tidak menentuakibat pengaruh dan pemanasan global,
mengakibatkan timbulnya berbagai macam masalah bagi masyrakat indonesia, tidak
hanya pada faktor ekonomi, tetapi faktor kesehatanpun juga menjadi masalah yang
utama.
Kesehatan
masyarakat indonesia saat ini sedang berada di garis merah, buruknya kesehatan
tersebut, juga di dukung oleh kondisi fasilitas kesehatan yang memperhatika,
kondisi kesehatan yang buruk di buktikan dengan beragam penyakit yang di derita
oleh berbagai lapisan masyarakat.
Di
musim pancaroba seperti ini, banyak sekali di derita penyakit yang di sebabkan
oleh mikroorganisme, seperti bakteri, virus, maupun jamur. Pengobatan untuk
penyakit penyakit yang seperti itu biasanya diberikan antibiotik.
Infeksi
dapat menyerang tumbuhan, hewan maupun manusia yang dapat ditularkan secara
langsung dari satu orang ke orang lain, misalnya melalui batuk dan bersin.
Antibiotik di perlukan
untuk menghambat pertumbuhan organisme, maupun dapat mematikan organisme
tersebut. Untuk dapat mengetahui antibiotik yang cocok digunakan untuk
mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri tertentu oleh karena itu perlu
dilakukan penyuluhan aktifitas antibakteri. Hal ini dilakukan efektifitas
pengobatan terhadap suatu penyakit.
1.2
Tujuan
Ø Untuk
mengetahui metode pengujian antimikroba
Ø Untuk
mengetahui materi tentang antimikroba
Ø Untuk
mengetahui potensi antibiotik yang di gunakan untuk membunuh mikroba
1.3
Manfaat
Ø Dapat
mengetahui metode-metode pada pengujian antimikroba
Ø Dapat
mengetahui potensi antibiotik yang digunakan untuk membunuh antimikroba dengan
baik dan benar
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotika
Infeksi
adalah penyakit akibat peradangan yang di sebabkan oleh bakteri atau organisme,
infeksi dapat di obati dengan menggunakan antibiotik. Antibiotika adalah suatu
substansi(zat-zat) kimia yang di peroleh dan di bentuk dan di hasilkan oleh
mikroorganisme atau zat-zat tersebut, yang dalam jumlah sedikit mempunyai daya
penghambat kegiatan mikroorganisme.
2.1.1
Spektrum Luas
Antibiotika
spektrum luas adalah antibiotika yang efektif di gunakan bagi banyak spesies
bakteri, baik kokus, hasil, maupun spiral, jadi di gunakan untuk menghambat
prtun=mbuhan bakteri-bakteri yang tadak spesifik contoh tetrasi.
2.1.2
Spektrum Sempit
Antibiotika
spektrum sempit adalah antibiotika yang efektif di gunakan bagi spesies bakteri
tertentu. Jadi di gunakan untuk menghambat pertumbuhan atau bahkan mematikan
baktiri-bakteri dengan spesifikasi tertentu, contoh penisilin.
2.2
Sifat-sifat Antibiotikka
Antibiotika
yang baik harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Menghambat
atau membunuh patogen tanpa merusak inang
2. Bersifat
baktorisida dan bukan bakteriostatik
3. Tidak
menyebabkan resistensi pada kuman
4. Berspektrum
luas
5. Tidak
bersifat alergenik atau menimbulkan efek samping bila di gunakan dalam jangka
waktu lama
6. Tetap
aktif dalam plasma, cairan badan atau eksudat
7. Larut
dalam air serta stabil
8. Bakterisida
level di dalam tubuh cepat di capai dan bertahan dalam waktu yang lama
2.3
Mekanisme Kerja Antibiotika
Antibiotika
mengganggu bagian-bagian yang peka di dalam sel yaitu:
2.3.1
Antibiotika yang mempengarui dinding sel
Sel
kuman di kelilingi oleh suatu struktur kaku yang di sebabkan dinding sel, yang
melindungi membran protoplasma di bawahnya dari troma, baik mekanik maupun non
mekanik setiap zat yang mampu merusak dinding sel atau mencegah
sintetiknya,menyebabkan terbentuknya sel-sel yang peka terhadap tekanan osmotik
Contohnya
penisilin,setalosporin,basitrasin,sikloserin,ristosetin,vankostin
2.3.2
antibiotika yang menggagu membran sel
Membran
sel memegang peranan fital dalam sel,yakni sebagian penghalang dengan
perineabilitas selektif. Melakukan pengangkutan aktif dan mengendalikan susunan
dalam membran sel mempengaruhi konsentrasi metabolit dan bahan gizi di dalam
sel dan merupakan tempat berlangsungnya pernapasan dan aktifitas bio sintetik
tertentu.beberapa antibiotika dikethui mampu merusak atau mamerlemah satu/
lebih dari fumhsi-fungsi tersebut tertanganggu.maka dapat menyebabkan gangguan
terhadap kehidupan sel. Hanya beberapa antibiotika jenis ini yang dipakai untuk
klinik karena kebanyakan bersifat toksik bagi manusia.contohnya
kolistin,nistatin,ampoterisin B,polimiksin
2.3.3
Antibiotika yang menghambat sintetis protein
Sintetis
pritein merupakan hasil akhir dari dua proses utama,yaitu transkrip(sintetis
asam ribonukleat) dan translasi (sintesis protein yang ARN-dependent)
antibiotik aka menghambat salah satu dari proses tersebut.
Contoh
antibiotika dan mekanisme kerjanya.
·
Aktinomisin : aktif
terhadap banyak kuman-kuman Gram (+) dan Gram (-)
·
Rifampisin : mempunyai
spektrum antibakteri yang luas dan terutama efektif terhadap kuman-kuman Gram
(+) dan mikrobakteria
·
Streptomisin : bersifat
bakterisida terhadap sejumlah besar kuman-kuman Gram (+) dan terhadap
mycobacterium tubersilosis
·
Tetrasiklin : mempunyai
spektrum yang luas dan mencakup spektrum penisilin, spektromisin, dan
kloramfenikol
·
Kloramfenikol :
bersifat bakteriostatik, aktip terhadap sejumlah kuman Gram (-) dan Gram (+),
rikettsia, clamidia
·
Eritromisin :
antibiotika makrolida bersifat bakteriostatik atau bakterisida
·
Klindamisin :
penggunaaanya terutama untuk infeksi-infeksi oleh kuman anaerob
2.3.4 anatibiotika yang menghambat sintesis AS
NUKLEAT
Antibiotika
II tersebut merupakan penghambat efektif terhadap sintesis ADN, dengan cara
membentuk kompleks dengan ADN melalui ikatan pada residu diagsiguanosin
Contoh,
sulfohamida, trimetoprin, nuvobiosin
2.4
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja antibiotik
2.5
Metode pengujian aktifitas senyawa antibakterium
2.5.1
metode difusi
Dalam
metode ini,yang dipakai adalah media agar mueller hilton,metode difusi dibagi
menjadi beberapa cara yaitu:
a. Kirbi
baver
Untuk
menentukan aktivitas agen anti mikroba, koloni kuman diambil dari pertumbuhan
24 jam pada agar, disuspensikan kedalam 0,5 ml BHI cair di inkubasi 5-8 jam
pada 370c, kemudian suspensi di atas, ditambah aquades steril hingga
kekeruhan tertentu sesuai dengan standart konsentrasi kuman 108 cfu/ml
(cfu=colony forming unik) kapas udi steril dicelupkan ke dalam suspensi kuman
lalu ditekan pada dinding tabung hingga rata. Kemudian meletakan kertas samir
(disk) yang mengandung antibiotik di atasnya. Diinkubasi pada 370c
selama 19-24 jam.
b. E-test
Metode
e-test digunakan untuk mengestimasi MIC (minimum inhibitori concentration) atau
KHM (kadar hambatan minimum). Yaitu konsentrasi minimal suatu agen anti mikroba
untuk dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada
metode ini, digunakan stip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar
terendah hingga tertinggi, dan diletakan permukaan media,agar yang telah
ditanami mikroorganisme. Pengamatan dilakukan di area yang jernih.
c. Ditch-plate
techique
Pada
metode ini sampel diuji berupa agen
antimikroba yang diletakan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media
agar dalam cawan petri bagian tengah (membujur) dan mikroba uji (max 6 macam)
digoreskan keparit yang berisi agen antimikroba.
d. Cup-plate
techique
Metode
ini serupa dengan metode disc-diffusion, dimana dibuat sumur pada media agar
yang telah ditanam dengan mikroorganisme dan pada sumur tersebut diberi agen
media antimikroba yang akan diuji.
e. Gradient-plate
techique
Pada
metode ini, konsentrasi agen antimikroba bervareasi dan 0-max. Media agar
dicairkan dan larutan uji ditambahkan campuran kemudian dituang dalam cawan
petri, diposisikan miring, plate diinkubasi selama ± 24 jam
2.5.2 Metode dilusi
Metode
dilusi ini dibagi menjadi 2 macam
a. Metode
dilusi cair















b. Metode
dilusi padat
Metode
ini serupa dengan metode dilusi cair, namun menggunakan media padat, keuntungan
metode ini adalah 1 konsentrasi agen antimikroba yang diuji dapat digunakan
untuk menguji beberapa mikroba uji.
26.
Disk antibiotik
Disk adalah kertas saring yang mengandung obat
anti bakteri dan konsentrasinya telah diketahui, syarat penggunaan disk
antibiotik :
1. Tidak
kadaluarsa
2. Dibuang
2-3 disk sebelum digunakan
3. Pemakaian
disesuaikan antara disk dengan jenis bakteri
2.7 Macam Zona Pada Sensibilita
1.
Zona radikasi
daerah disekitar disk yang tidak ditemukan
adanya pertumbuhan bakteri

2.
Zona irradikal
Daerah
disekitar disk, dimana pertumbuhan bakteri dihantar oleh disk antibiotik tetapi
tetap diamatikan.

3.
Zona Hambatan
Zona
Hambatan terjadi, karena bakteri tidak tumbuh pada sekitar disk akibat pengaruh
dari antibiotika

BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Waktu dan tempat
Praktikum
Mikrobiologi dengan judul “ Uji aktivitas antibiotik terhadap bakteri “
dilaksanakan pada hari senin. 27 mei 2012, bertempat di laboratorium
mikrobiologi Akademi Farmasi Putra Indonesia malang.
3.2
Alat dan bahan
Alat: Bahan:
Jarum
ose Medium biakan
Cawan
petri
Cakram
disk
Pipet
3.3
Cara Kerja
3.3.1
Penguji daya anti biotik dengan paper disk
1.
Dituang medium penaassay base agar ( untuk lapisan dasar) ke dalam cawan petri.
2.
Dituang 4 ml medium penaassay seect agar yang telah diinokulasi bakteri
penguji ( seeded agar) di atas lapisan
dasar.
Cara
menyiapkan seeded agar:
·
Bakteri penguji di
tumbuhkan dalam medium
·
Di ambil 2 ml bakteri
biakan cair untuk inokulasi 100ml
·
Bakteri di i nokulasi medium cair, di inokulasi 24
jam
3.
Di letakkan secara aseptis paper disk di atas lapisan agar, lanjutanya di
letakan secara simetrik dengan jarak paling kecil 20mm dari tepi cawan
4.
Di teteskan 0,08ml, larutan antibiotik yang di uji pada paper disk yang sudah
di letakkan di atas agar.
5.
Di inkubasi pada temperatur 37oC selama 16 – 18 jam
6.
di amati dan di ukur zona hambat sampai ketelitian 0,5 mm dengan jangka sorong
3.3.2
pengenceran medium cair
1.
di tumbuhkan bakteri uji pada medium penaassay cair, di inkubasi pada
temperatur 37oC selam 20 jam
2.
di inokulasi 1 ml biakan untuk di inokulasi 200 ml medium panaassay cair dalam elenmeyer 500 ml
3.
di buat seri pengenceran larutan antibiotika:
1.
1 ml bahan semula + 9 ml 1 : 10
2.
1 ml bahan 1 : 10 + 9 ml 1: 100
3.
1 ml bahan 1 : 100 + 3 ml 1: 400
4.
1 ml bahan 1 : 100 + 4 ml 1 : 500
5.
1 ml bahan 1 : 100 + 5 ml 1 : 600
6.
1 ml bahan 1: 100 + 6 ml 1 : 700
7.
1 ml bahan 1 : 100 + 7 ml 1 : 800
8.
0.5 ml larutan 1 : 100 + 4 ml 1 : 900
9.
0.5 ml larutan 1 : 100 + 4.5 ml 1 : 1000
10.
0.5 ml larutan 1 : 100 + 5 ml 1 : 1100
11.
0.5 ml larutan 1 : 100 + 5,5 ml 1 : 1200
4. Di
campur, diatas dengan cara dikocok dan diinkubasi pada suhu 370C
selama 18 jam atau 40 jam
5. Di
amati pertumbuhannya
3.3.3
pengenceran medium padat
1.
Dibuat seri pengenceran
larutan zat antibiotika dalam aquades steril yang dingin sbb:
·
0 ml antibiotika 0,2 ml
dalam 20 ml agar 0,00 kadar antibiotika
·
10 ml antibiotika 0,2
dalam 20 ml agar 0,10 kadar antibiotika
·
10 ml antibiotika 0,7
dalam 20 ml agar 0,35 kadar antibiotika
·
10 ml antibiotika 1,4
dalam 20 ml agar 0,65 kadar antibiotika
·
100 ml antibiotika 0,2
dalam 20 ml agar 1,00 kadar antibiotika
·
100 ml antibiotika 0,7
dalam 20 ml agar 3,33 kadar antibiotika
·
100 ml antibiotika 1,4
dalam 20 ml agar 6,54 kadar antibiotika
·
1.000 ml antibiotika
0,2 dalam 20 ml agar 10,00 kadar antibiotika
·
10.000 ml antibiotika
0,2 dalam 20 ml agar 100,00 kadar antibiotika
·
100.000 ml antibiotika
0,2 dalam 20 ml agar 1000,00 kadar antibiotika
2.
Dicairkan medium agar
dalam pemanas, didinginkan sampai temperatur 420 - 450 C
3.
Dilarukan larutan
antibiotika dalam medium agar, dituangkan dalam cawan
4.
Ditunggu medium menjadi
padat dan dingin, buatlah goresan secara radies dengan macam-macam biakan murni
bakteri penguji
5.
Diinkubasi pada
temperatur 370C selama 24 jam
6.
Diamati pertumbuhan dan
dicatat pengaruh antibiotika pada berbagai macam kadar terhadap bakteri penguji
0 komentar:
Posting Komentar